05 Nov 2008 -
BEKAL MENUJU AKHIRAT
Sebagai muslim yang taat, kita tidak seharusnya terlena dengan kenikmatan yang ada di dunia ini karena semua yang ada di dunia bersifat sementara dan fana yang kesemuanya akan kembali kepada Allah swt. Diantara kenikmatan yang ada di dunia ini, telah banyak umat manusia yang terlena dengannya yaitu harta , tahta dan wanita. Harta sepatutnya dan wajib kita miliki untuk kebutuhan hidup, tetapi kita tidak boleh terlena dengannya sehingga harus kita jadikan harta kita sebagai sarana beribadah yang digunakan dengan sebaik-baiknya. Tahta atau jabatan yang kita miliki harus dijalankan dengan rasa tanggungjawab dan menjadikannya jalan dakwah di jalan Allah. Sedangkan wanita bagi laki-laki atau pria bagi wanita boleh kita dapatkan dan kita nikmati, namun dengan cara yang halal melalui jalur pernikahan yang sah terlebih dahulu.
Oleh karena itu, kita sebagai muslim harus menjadikan dunia sebagai tempat singgah sebelum berangkat menuju akhirat. Dan untuk menuju akhirat kita harus mempunyai bekal yang cukup untuk bisa mencapai akhirat dengan apa yang kita harapkan dan selalu diridhai oleh Allah swt. Dalam kitab Nashaihul ‘Ibaad karya Imam Nawai Al-Batani, Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Dzar Al-ghifari ra : “Wahai Abu Dzar perbaikilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam. Carilah perbekalan yang lengkap, karena perjalanan itu sangat jauh. Kurangilah beban, karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi dan ikhlaslah dalam beramal, karena yang menilai baik dan buruk adalah dzat yang maha melihat”.
Dari nasihat diatas, dapat kita simpulkan terdapat empat nasihat Rasulullah saw, menjadi bekal kita menuju akhirat yang harus kita renungi dan amalkan dengan sebaik-baiknya.
1. Perbaiki Niat
Nasihat pertama, yang harus kita amalkan sebagai bekal menuju ke akhirat yaitu perbaikilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam. Maksud dari ungkapan tersebut yaitu perbaikilah niat agar engkau memperoleh pahala dan selamat dari siksa atau azab dari Allah swt. Dalam hal ini, Rasulullah secara tidak langsung juga mempersembahkan nasihat tersebut untuk seluruh umat muslim yang harus memperbaiki niatnya dalam ibadah kepada Allah swt dan beramal. Oleh karena itu Rasulullah saw bersabda yang artinya “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dari niat”. Dalam hadits tersebut sudah jelas jika kita sebagai umat muslim dalam beribadah atau beramal dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah untuk mencapai keridhaannya maka ibadah atau amal yang kita perbuat akan baik pula dan akan mendapatkan keridhaan dari-Nya. Seorang mahasiswa atau pelajar yang dalam menuntut ilmu niatnya untuk mendapatkan ilmu dan bukan untuk mendapatkan kehadiran dalam kelas atau absen maka ia akan mendapatkan ilmu tersebut karena niatnya yang tulus untuk menuntut ilmu karena Allah swt. Karena itu perbaikilah niat kita dalam melakukan segala amal shaleh untuk memperoleh pahala dari-Nya serta keridhaan-Nya dan dijauhkan dari siksa-Nya dengan memperbaiki niat, ini merupakan bekal yang cukup untuk menuju akhirat.
2. Bekal Yang Lengkap
Perjalanan hidup manusia amat panjang, dari dunia sampai akhirat. Agar perjalanan ini tidak bermasalah, maka bekalnya harus lengkap, yakni banyak mendapatkan pahala dari Allah swt. Dalam peperangan atau perjalanan jauh jika pasukan serta prajurit tidak melakukan persiapan perbekalan yang lengkap niscaya mereka akan kalah dengan musuh yang mempunyai perbekalan yang lengkap. Oleh karena itu, sebagai muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya mari kita cari perbekalan untuk menuju akhirat dengan mencari pahala serta keridhaan Allah swt yang terangkum dalam ketaqwaan kepada-Nya, karena sebaik-baik bekal untuk orang yang beriman yaitu taqwa. Taqwa dalam arti selalu melaksanakan apa yang telah Allah swt perintahkan dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang.
Selain taqwa sebagai perbekalan untuk menuju akhirat, kita juga harus mempunyai ilmu. Bahkan tidak hanya untuk ke akhirat saja akan tetapi hidup kita di dunia ini juga harus dengan ilmu sebagaimana dalam hadits : “Barangsiapa yang menginginkan dunia harus dengan ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya haruslah dengan ilmu”.
Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa perbekalan yang paling utama untuk mencapai akhirat yaitu iman, taqwa serta ilmu dan masih banyak juga perbekalan yang harus kita siapkan untuk mencapai kebahagiaan akhirat dan jika kita sudah mempunyai perbekalan yang cukup dan lengkap niscaya atas izin Allah kita akan sampai pada surga yang kita tuju dengan selamat tanpa azab dan siksaan dari Allah.
3. Kurangi Beban
Ketiga, nasihat yang harus kita laksanakan untuk mencapai surga yang kita dambakan adalah kurangilah beban, karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi. Ungkapan tersebut maksudnya janganlah umat muslim banyak-banyak dalam mengambil sesuatu yang bersifat keduniaan. Janganlah sampai kita dikuasai oleh dunia yang fana ini, akan tetapi muslim yang kuat harus bisa menguasai dunia tanpa terlena dengan hal-hal yang bersifat keduniaan. Sifat zuhud harus kita miliki untuk mengurangi beban yang sulit untuk diatasi. Diserupakannya akhirat dengan lautan yang dalam, perjalanan yang jauh, terdapat rintangan yang sulit untuk diatasi karena banyaknya kesulitan serta rintangan yang mesti kita lewati untuk bisa sampai kepada kebahagiaan akhirat yaitu surga. Dalam era global seperti sekarang ini, kita tidak dilarang untuk menjalin silaturahmi dalam dunia maya atau yang kita sebut dengan internet. Yang sangat populer dalam dunia internet sekarang yaitu Facebook. Sarana facebook jangan kita gunakan sebagai ajang gosip atau mengajarkan ajaran yang sesat dan yang tidak dibenarkan dalam ajaran islam. Karena itu, jika kita gunakan facebook sebagai ajang silaturahmi dan mengajarkan ajaran yang benar dan tidak sesat, itu sah-sah saja selama kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Dan untuk pengguna facebook yang lain, jadikanlah ini sebagai ajang dakwah Islam dengan menyebarkan ayat Al Qur’an dan Hadits ataupun syair-syair yang bersangkutan dengan dakwah Islam dan juga perbanyaklah dalam status yang ada dalam facebook tersebut dengan kata-kata yang bermanfaat seperti yang disebutkan tadi, dengan mencantumkan ayat Al Qur’an maupun Hadits Nabi dan persedikit kata-kata yang kurang bermanfaat bagi kita pribadi dan orang lain yang membacanya. Dalam kehidupan kita di dunia, ambillah segala sesuatu yang bermanfaat dengan sebaik-baiknya untuk mendapat pahala dan dijauhi dari siksa Allah swt. Oleh sebab itu, untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kurangilah beban yang ada di dunia yang sulit bagi kita untuk diatasai.
4. Ikhlas Dalam Beramal
Yang terakhir atau yang keempat nasihat yang harus kita ambil untuk mencapai kebahagiaan akhirat yaitu ikhlaslah dalam beramal, karena yang menilai baik dan buruknya suatu amal adalah Allah swt Dzat yang Maha Melihat. Ikhlas berarti sikap pengesaan Tuhan, baik dari segi keyakinan hati, ucapan dan juga semua pelaksanaan ibadah kepada Allah awt. Orang yang ikhlas disebut sebagai mukhlis. Sangat sedikit orang yang beramal atau bersedekah karena Allah swt yang disertai dengan keikhlasan, akan tetapi sangat banyak khususnya orang yang sudah dikuasai dengan kenikmatan dunia terlebih hartanya sendiri yang beramal atau beribadah tidak disertai dengan ikhlas, mereka semua melakukannya atas dasar terpaksa karena kasihan kepada orang yang dari segi ekonominya lemah. Oleh karena itu, dalam beramal keluarkanlah sebagian rezeki yang kita punyai untuk orang yang kurang mampu dengan penuh keikhlasan karena dengan melakukan hal tersebut kita sudah tercatat sebagai penghuni surga dan mendapatkan apa yang kita harapkan yaitu pahala serta ridha dari Allah swt.
Semoga empat nasihat yang telah dijelaskan diatas menjadi acuan untuk kita selalu mendekatkan diri kepada Allah swt dan bisa bermanfaat untuk kita semua. Amien wallahua’lam bisshawab.
Rizki Yansyah
Email : rizki.kibul@ymail.com
Sebagai muslim yang taat, kita tidak seharusnya terlena dengan kenikmatan yang ada di dunia ini karena semua yang ada di dunia bersifat sementara dan fana yang kesemuanya akan kembali kepada Allah swt. Diantara kenikmatan yang ada di dunia ini, telah banyak umat manusia yang terlena dengannya yaitu harta , tahta dan wanita. Harta sepatutnya dan wajib kita miliki untuk kebutuhan hidup, tetapi kita tidak boleh terlena dengannya sehingga harus kita jadikan harta kita sebagai sarana beribadah yang digunakan dengan sebaik-baiknya. Tahta atau jabatan yang kita miliki harus dijalankan dengan rasa tanggungjawab dan menjadikannya jalan dakwah di jalan Allah. Sedangkan wanita bagi laki-laki atau pria bagi wanita boleh kita dapatkan dan kita nikmati, namun dengan cara yang halal melalui jalur pernikahan yang sah terlebih dahulu.
Oleh karena itu, kita sebagai muslim harus menjadikan dunia sebagai tempat singgah sebelum berangkat menuju akhirat. Dan untuk menuju akhirat kita harus mempunyai bekal yang cukup untuk bisa mencapai akhirat dengan apa yang kita harapkan dan selalu diridhai oleh Allah swt. Dalam kitab Nashaihul ‘Ibaad karya Imam Nawai Al-Batani, Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Dzar Al-ghifari ra : “Wahai Abu Dzar perbaikilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam. Carilah perbekalan yang lengkap, karena perjalanan itu sangat jauh. Kurangilah beban, karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi dan ikhlaslah dalam beramal, karena yang menilai baik dan buruk adalah dzat yang maha melihat”.
Dari nasihat diatas, dapat kita simpulkan terdapat empat nasihat Rasulullah saw, menjadi bekal kita menuju akhirat yang harus kita renungi dan amalkan dengan sebaik-baiknya.
1. Perbaiki Niat
Nasihat pertama, yang harus kita amalkan sebagai bekal menuju ke akhirat yaitu perbaikilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam. Maksud dari ungkapan tersebut yaitu perbaikilah niat agar engkau memperoleh pahala dan selamat dari siksa atau azab dari Allah swt. Dalam hal ini, Rasulullah secara tidak langsung juga mempersembahkan nasihat tersebut untuk seluruh umat muslim yang harus memperbaiki niatnya dalam ibadah kepada Allah swt dan beramal. Oleh karena itu Rasulullah saw bersabda yang artinya “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dari niat”. Dalam hadits tersebut sudah jelas jika kita sebagai umat muslim dalam beribadah atau beramal dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah untuk mencapai keridhaannya maka ibadah atau amal yang kita perbuat akan baik pula dan akan mendapatkan keridhaan dari-Nya. Seorang mahasiswa atau pelajar yang dalam menuntut ilmu niatnya untuk mendapatkan ilmu dan bukan untuk mendapatkan kehadiran dalam kelas atau absen maka ia akan mendapatkan ilmu tersebut karena niatnya yang tulus untuk menuntut ilmu karena Allah swt. Karena itu perbaikilah niat kita dalam melakukan segala amal shaleh untuk memperoleh pahala dari-Nya serta keridhaan-Nya dan dijauhkan dari siksa-Nya dengan memperbaiki niat, ini merupakan bekal yang cukup untuk menuju akhirat.
2. Bekal Yang Lengkap
Perjalanan hidup manusia amat panjang, dari dunia sampai akhirat. Agar perjalanan ini tidak bermasalah, maka bekalnya harus lengkap, yakni banyak mendapatkan pahala dari Allah swt. Dalam peperangan atau perjalanan jauh jika pasukan serta prajurit tidak melakukan persiapan perbekalan yang lengkap niscaya mereka akan kalah dengan musuh yang mempunyai perbekalan yang lengkap. Oleh karena itu, sebagai muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya mari kita cari perbekalan untuk menuju akhirat dengan mencari pahala serta keridhaan Allah swt yang terangkum dalam ketaqwaan kepada-Nya, karena sebaik-baik bekal untuk orang yang beriman yaitu taqwa. Taqwa dalam arti selalu melaksanakan apa yang telah Allah swt perintahkan dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang.
Selain taqwa sebagai perbekalan untuk menuju akhirat, kita juga harus mempunyai ilmu. Bahkan tidak hanya untuk ke akhirat saja akan tetapi hidup kita di dunia ini juga harus dengan ilmu sebagaimana dalam hadits : “Barangsiapa yang menginginkan dunia harus dengan ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya haruslah dengan ilmu”.
Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa perbekalan yang paling utama untuk mencapai akhirat yaitu iman, taqwa serta ilmu dan masih banyak juga perbekalan yang harus kita siapkan untuk mencapai kebahagiaan akhirat dan jika kita sudah mempunyai perbekalan yang cukup dan lengkap niscaya atas izin Allah kita akan sampai pada surga yang kita tuju dengan selamat tanpa azab dan siksaan dari Allah.
3. Kurangi Beban
Ketiga, nasihat yang harus kita laksanakan untuk mencapai surga yang kita dambakan adalah kurangilah beban, karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi. Ungkapan tersebut maksudnya janganlah umat muslim banyak-banyak dalam mengambil sesuatu yang bersifat keduniaan. Janganlah sampai kita dikuasai oleh dunia yang fana ini, akan tetapi muslim yang kuat harus bisa menguasai dunia tanpa terlena dengan hal-hal yang bersifat keduniaan. Sifat zuhud harus kita miliki untuk mengurangi beban yang sulit untuk diatasi. Diserupakannya akhirat dengan lautan yang dalam, perjalanan yang jauh, terdapat rintangan yang sulit untuk diatasi karena banyaknya kesulitan serta rintangan yang mesti kita lewati untuk bisa sampai kepada kebahagiaan akhirat yaitu surga. Dalam era global seperti sekarang ini, kita tidak dilarang untuk menjalin silaturahmi dalam dunia maya atau yang kita sebut dengan internet. Yang sangat populer dalam dunia internet sekarang yaitu Facebook. Sarana facebook jangan kita gunakan sebagai ajang gosip atau mengajarkan ajaran yang sesat dan yang tidak dibenarkan dalam ajaran islam. Karena itu, jika kita gunakan facebook sebagai ajang silaturahmi dan mengajarkan ajaran yang benar dan tidak sesat, itu sah-sah saja selama kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Dan untuk pengguna facebook yang lain, jadikanlah ini sebagai ajang dakwah Islam dengan menyebarkan ayat Al Qur’an dan Hadits ataupun syair-syair yang bersangkutan dengan dakwah Islam dan juga perbanyaklah dalam status yang ada dalam facebook tersebut dengan kata-kata yang bermanfaat seperti yang disebutkan tadi, dengan mencantumkan ayat Al Qur’an maupun Hadits Nabi dan persedikit kata-kata yang kurang bermanfaat bagi kita pribadi dan orang lain yang membacanya. Dalam kehidupan kita di dunia, ambillah segala sesuatu yang bermanfaat dengan sebaik-baiknya untuk mendapat pahala dan dijauhi dari siksa Allah swt. Oleh sebab itu, untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kurangilah beban yang ada di dunia yang sulit bagi kita untuk diatasai.
4. Ikhlas Dalam Beramal
Yang terakhir atau yang keempat nasihat yang harus kita ambil untuk mencapai kebahagiaan akhirat yaitu ikhlaslah dalam beramal, karena yang menilai baik dan buruknya suatu amal adalah Allah swt Dzat yang Maha Melihat. Ikhlas berarti sikap pengesaan Tuhan, baik dari segi keyakinan hati, ucapan dan juga semua pelaksanaan ibadah kepada Allah awt. Orang yang ikhlas disebut sebagai mukhlis. Sangat sedikit orang yang beramal atau bersedekah karena Allah swt yang disertai dengan keikhlasan, akan tetapi sangat banyak khususnya orang yang sudah dikuasai dengan kenikmatan dunia terlebih hartanya sendiri yang beramal atau beribadah tidak disertai dengan ikhlas, mereka semua melakukannya atas dasar terpaksa karena kasihan kepada orang yang dari segi ekonominya lemah. Oleh karena itu, dalam beramal keluarkanlah sebagian rezeki yang kita punyai untuk orang yang kurang mampu dengan penuh keikhlasan karena dengan melakukan hal tersebut kita sudah tercatat sebagai penghuni surga dan mendapatkan apa yang kita harapkan yaitu pahala serta ridha dari Allah swt.
Semoga empat nasihat yang telah dijelaskan diatas menjadi acuan untuk kita selalu mendekatkan diri kepada Allah swt dan bisa bermanfaat untuk kita semua. Amien wallahua’lam bisshawab.
Rizki Yansyah
Email : rizki.kibul@ymail.com
assalamualaikum, khi punya hadist yang ada di Dalam kitab Nashaihul ‘Ibaad karya Imam Nawai Al-Batani, berupa tulisan arabnya gak.??