Simpanan Terbaik

SIMPANAN TERBAIK
Salah satu yang kita sadari sebagai seorang muslim adalah hari esok yang abadi, yaitu kehidupan akhirat. Kita tentu menginginkan kebahagian dalam kehidupan di akhirat itu, karenanya do’a selalu kita panjatkan setiap harinya. Kalau kita umpamakan seperti masa depan dalam kehidupan dunia, maka seseorang tidak begitu khawatir dengan hari depannya bila ia telah memiliki simpanan yang banyak sebagai bekal menyongsong hari esok, begitu juga dengan bekal yang kita butuhkan untuk kehidupan akhirat yang bahagia dan ini harus kita simpan dengan baik.
Oleh karena itu, Rasulullah saw menyebutkan ada simpanan terbaik yang harus kita lakukan yang tentu saja lebih baik dari simpanan harta meskipun banyak jumlahnya. Rasulullah saw bersabda : “Hati yang bersyukur, lidah yang berdzikir dan istri (suami) yang shalihah yang menolongmu atas urusan duniamu dan agamu adalah sebaik-baik yang dijadikan simpanan oleh manusia” (HR. Baihaki).
Karena menjadi simpanan terbaik untuk kebahagian hidup di dunia dan akhirat, maka tiga hal yang disebutkan Rasulullah saw di dalam haditsnya menjadi amat penting untuk kita bahas secara singkat.
1. Hati Yang Bersyukur
Bersyukur atau berterima kasih harus kita lakukan kepada pihak-pihak yang telah berjasa kepada kita. Karena itu bersyukur bisa kita lakukan kepada tiga pihak.
Pertama, bersyukur kepada Allah yang jelas telah memberikan begitu banyak kepada kita. Karenanya dengan bersyukur kepada Allah itu manfaatnya kembali kepaa kita, sedangkan Allah swt yang Maha Kaya pada dasarnya tidak membutuhkannya. Oleh sebab itu, Luqman menasihati anaknya agar bersyukur kepada Allah swt sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu : Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukurlah (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS Luqman [31] : 12).
Kedua, bersyukur kepada kedua orang tua yag telah berjasa besar dalam mendidik dan membesarkan kita sebagai anak. Bersyukkur kepada orang tua tentu saja dilakukan dalam rangka bersyukur kepada Allah swt sehingga kita tidak akan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya karena kita akan kembali kepada-Nya dengan pertanggung jawaban, sebagaimana dalam firman-Nya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, Bersukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman [31] : 14).
Ketiga, bersyukurlah kepada manusia atau orang lain sebagai tanda terima kasih atas kebaikan mereka, meskipun kadang-kadang mereka merendah hati dengan mengatakan : “Jangan berterima kasih kepada saya, tapi berterima kasihlah kepada Allah”. Dimunggkinkannya berterima kasih kepada manusia disebutkan dalam hadits Rasulullah saw : Tidak akan bersyukur kepada Allah orang yang tidak mau berterima kasih.
Memiliki hati yang bersyukur akan membuat kita senang dengan apa yang kita dapatkan sehingga meskipun yang kita peroleh sedikit akan terasa sebagai sesuatu yang banyak, apalagi bila memang jumlahnya banyak sehingga apa yang kita peroleh bisa dirasakan manfaatnya oleh orang banyak.
2. Lidah Yang Berdzikir
Salah atu bentuk dzikir adalah dengan lisan, yakni menyebut Allah swt dalam berbagai keadaan. Sebagaimana sudah kita pahami, ketika ada perintah Allah swt yang harus kita laksanakan, maka itu berarti ada kebaikan yang akan kita peroleh dalam kehidupan kita di dunia maupun di akhirat, demikian pula halnya dengan perintah berdzikir. Karena itu bila kita berdzikir, akan banyak keutamaan yang akan kita peroleh, diantaranya adalah ketenangan jiwa. Ketika kita berada dalam suasana ketakutan lalu berdzikir dalam bentuk menyebut ta’awudz (mohon perlindungan Allah), maka jiwa kita menjadi tenang. Ketika berbuat dosa lalu berdzikir dalam bentuk menyebut kalimat istighfar atau taubat, kita menjadi tenang kembali karena merasa telah diampuni dosa-dosa kita oleh Allah swt. Ketika mendapatkan kenikmatan yang berlimpah lalu kita berdzikir dengan menyebut hamdalah, maka akan kita raih ketenangan karena dapat memanfaatkanya dengan baik dan begitulah seterusnya sehingga dengan dzikir, ketenangan jiwa akan diperoleh seorang muslim, Allah swt berfirman : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram” (QS Ar Ra’d [13] : 28).
Memiliki hati yang tenang merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalani kehidupan, karena segala sesuatu memang berangkat dari hati yang baik. Bila hati baik, baiklah kehidupan seseorang dan bila hati buruk, buruklah kehidupannya. Oleh karena itu, berdzikir amat diperintah Allah swt, bahkan satu-satunya perintah di dalam Al-Qur’an yang menggunakan kata “banyak” seperti firman-Nya : “Hai orang-orang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” (QS Al Ahzab [33] : 41).
3. Pasangan Hidup Yang Shaleh
Sudah menjadi fitrah bila manusia ingin berpasangan, begitu juga dengan makhluk lainnya yang saling berpasangan. Bagi seorang muslim yang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, keinginan berpasangan bukan hanya sekedar yang penting mendapatkan pasangan hidup berupa seorang lelaki bagi wanita atau wanita bagi seorang lelaki, tapi pasangan hidup yang dicari adalah yang shaleh atau shalehah, Rasulullah saw bersabda : “Wanita dinikahi karena empat perkara, yakni karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu” ( HR. Muslim).
Manakala manusia berpasangan dengan yang shaleh, maka keduanya akan saling tolong menolong dalam kebaikan, baik tolong menolong untuk urusan dunia maupun akhirat. Seorang suami akan bertanggung jawab penuh kepada isterinya sehingga ia melindungi, menafkahi, memimpin dan mendidik dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dengan isteri terhadap suaminya, ia akan melayani, menasihati dan menopang kehidupan suaminya. Bila ini diwujudkan, maka akan terselamatkan keluarga ini dari api neraka, Allah swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkannya” (QS At Tahrim [66] : 6).
Dalam kehidupan rumah tangga, suami isteri yang shalehah akan mengembangkan kerjasama dalam empat aspek.
Pertama, kerjasama dalam mengatur ekonomi keluarga sehingga penghasilan keluarga bisa diatur hingga cukup sampai tanggal 31, syukur-syukur bias menabung dan bila ada utang bisa dilunasi secepatnya. Dengan demikian, harta dicari secara halal da digunakan untuk sesuatu yang baik, penting dan bermanfaat.
Kedua, kerjasama dalam mendidik anak sehingga keshalehan sebagai pribadi yang selalu ditingkatkan karena selah satu yang penting dalam mendidik anak adalah bisa menjadi teladan sebagai orang tua. Bila tidak shaleh, bagaimana mau mendidik anak menjadi shaleh.
Ketiga, kerjasama dalam mengurus fisik rumah, karena setiap orang yang berumah tangga tentu ingin tinggal di rumah yang bersih, indah dan nyaman serta makan ingin enak dan berpakaian ingin rapih, semua itu harus diurus dengan kerjasama yang baik antara suami isteri sehinnga suami tidak mendudukan isterinya seperti pembantu rumah tangga yang harus mengerjakan semua hal, sedangkan isteri tidak menganggap suaminya seperti pesuruh yang menempatkan dirinya seperti nyonya besar dihadapan suaminya yang harus tunduk kepadanya.
Keempat, kerjasama dalam menghadapi masalah, hal ini karena perjalan hidup pribadi dan keluarga tidak selalu mulus, ada saja masalah yang menyangkut diri dan keluarga, karenanya pasangan yang shaleh akan bekerjasama dalam menghadapi dan mengatasi atau memecahkannya sehingga persoalan yang dihadapi tidak akan membawa keburukan.
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa bila kita memiliki hati yang bersyukur, lidah yang berdzikir dan isteri (suami) yang shalihah, maka hari-hari kedepan dalam hidup kita di dunia tidak akan mengkhawatirkan, sedangkan kehidupan di akhirat akan tercapai kebahagiaan yang hakiki.

Rizki Yansyah

Leave a Reply

Be Our Fans !!!

Guest Book !!!


ShoutMix chat widget

Ads

O'Clock...

Calenders...

Rizki Yansyah. Powered by Blogger.

Searching...

About Me

My photo
NoTHinG SpeCiaL !!! TaPi GuE nTu PEMALU n' PENDIEM. Diam-Diam Menghanyutkan !!! ^_^

Be a Fans...

Visitors...